Autobiografi adalah semacam perkenalan atau biodata seseorang yang dibuat seperti cerita. Format autobiografi tergantung alias bermacam-macam..okedeh, langsung liat contoh autobiografi aku aja yaa... semoga bermanfaat.
Autobiografi
A
|

Pada tahun 2000, saya
memasuki jenjang pendidikan taman kanak-kanak yaitu TK Al-Hidayah Barabai,
selesai pada tahun 2002. Dilanjutkan ke SDN 2 Barabai Timur, selesai pada tahun
2008. Dilanjutkan lagi ke MTsN Barabai, lulus tahun 2011. Disambung lagi ke MAN
1 Barabai dan lulus tahun 2014. Dan sekarang saya masih menjalani pendidikan di
IAIN Antasari Banjarmasin, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan
Matematika. Selama bersekolah, saya pernah mewakili sekolah saya untuk ikut
lomba kreativitas di Kandangan,HSS. Pada acara Kalimantan Asia Festival 2013
dan mendapatkan penghargaan juara II. Kemudian saya juga pernah mewakili
sekolah dalam perlombaan kreativitas mading 3 dimensi dalam rangka HUT PMI
sekabupaten Hulu Sungai Tengah dan mendapat penghargaan juara I. Selain itu,
saya juga pernah mendapatkan prestasi akademik yakni juara 3 dan juara 2 di
jenjang pendidikan MTsN. Saya banyak ikut kegiatan ekstrakurikuler saat saya
bersekolah di MAN 1 Barabai diantaranya, OSIS, PMR, dan Sanggar Musik.
Sewaktu kecil,
sekiranya saya duduk di bangku TK. Saya sudah diajarkan untuk shalat 5 (lima)
waktu dan mengaji. Di sekolah saya diajarkan tentang bacaan shalat hingga
surah-surah pendek, dan dirumah saya praktek shalat yang diawasi oleh ayah atau
ibu. Jika ayah saya tidak ada jadwal mengisi pengajian habis magrib, maka kami
dapat melaksanakan shalat berjamaah. Beda cerita dengan belajar mengaji,
sewaktu TK saya dikenalkan dengan huruf-huruf hijaiyah sampai dibelikan vcd dan
gambar sebagai media belajar oleh orang tua saya. Kelas 2 SD saya dimasukkan ke
TPA Al-Huda dekat rumah untuk belajar IQRO’. Waktu itu, sulit sekali untuk
beradaptasi karena menjadi santri baru. Karena kurang bisa mencari teman,
akhirnya dengan alasan tipis saya minta pindah ke TPA lain yang agak lebih jauh
yaitu ke TPA Mandingin. Hal yang kualami pun sama, saya kurang bisa beradaptasi
dengan mereka yang biasa berteman berkelompok. Sempat ikut menjalani
pembelajaran beberapa bulan. Akhirnya kembali berhenti. Kemudian, orang tua
saya mencarikan guru mengaji private agar saya menyelesaikan IQRO’. Saat itu
saya sudah menginjak usia 11 tahun. Akan tetapi belum menyelesaikan IQRO’.
Akhirnya dapat seorang guru mengaji, bapak Shahab. Saat itu tekad saya begitu
kuat agar bisa menyelesaikan IQRO’ bahkan sampai khatam Al-Qur’an. Beberapa
bulan belajar rutin dalam seminggu akhirnya bisa menyelesaikan IQRO’ dan
memulai membaca Al-Qur’an. Saat dipertengahan juz pertama, guru saya ingin
melangsungkan pernikahan sehingga kemungkinan tidak bisa mengajar lagi. Saya
pun kembali berfikir untuk mencari guru pengganti, kemudian sempat digantikan
oleh kakak bapak Shahab sendiri. Namun, tidak berlangsung lama karena beliau
sibuk dengan pekerjaan. Saya sudah lulus dari sekolah dasar, saya masih saja
terhenti mengaji di juz pertama. Ayah saya sakit, sehingga tidak bisa mengajari
saya. Begitu pula dengan ibu saya, karena harus mengurus ayah. Saya sudah mulai
beranjak remaja karena usia saya 14 tahun, dan pada usia saya itulah ayah saya
meninggal dunia. Satu tahun setelah itu, kemungkinan ibu saya agak khawatir
dengan saya karena belum mengkhatamkan Al-Qur’an. Kemudian orang tua saya mendatangkan guru mengaji dari
Ponpes Nurul Muhibbin Barabai. Saya begitu kaget karena guru mengaji saya yang
masih sangat muda. hehehe. Saya
begitu semangat belajar disamping saya harus mengkhatamkan Al-Qur’an. Selama
pembelajaran yang berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Selama itu juga saya
dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan tentang hukum bacaaan (tajwid) ,fiqih,
hadits, dan umum lainnya. Saya mengkhatamkan al-Qur’an pada usia 17 tahun.
Setelah saya khatam, guru mengaji saya tersebut melangsungkan pernikahan, jadi
ceritanya target beliau mau mengajar saya sampai khatam dulu baru beliau
menikah. Subhanallah.
Pengalaman yang saya
dapatkan di sekolah begitu banyak, karena menurut saya yang kemarin itu
bukanlah hanya sekedar masa lalu, tetapi juga pengalaman. Pengalaman yang saya
dapatkan disekolah rasanya tidak akan selesai diketik dalam kurun waktu
beberapa hari. Jadi secara garis besar saja. Pengalaman saya antara lain adalah
pernah mengikuti perkemahan pramuka sewaktu SD dan MTsN. Pelatihan dalam
pertolongan pertama juga saya tekuni selama 3 tahun di PMR Wira. Disamping itu
saya sering diikutsertakan dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial,
penanggulangan bencana, reboisasi tanaman didaerah pegunungan dan banyak lagi.
Yang paling menyenangkan adalah ketika mengadakan bakti sosial di berbagai
Panti Asuhan yang diadakan 2 bulan sekali oleh OSIS. Kegiatan rutin yang
dilaksanakan selama sekolah Madrasah Aliyah sangat berkesan, karena setiap pagi
rutin shalat dhuha, 2 minggu sekali jum’at zikir, kemudian jum’at berikutnya
minum susu massal, dan jum’at berikutnya lagi jum’at pramuka. Jum’at lainnya
adalah jum’at bersih. Karena hari favorite saya adalah hari jum’at sesuai hari
lahir saya, maka saya dan lainnya sangat antusias mengkuti kegiatan tersebut.
Rasanya pengalaman menyedihkan tak terlalu sering didapat, karena banyaknya
aktivitas sosial yang saya lakukan di masa sekolah. Akan tetapi tidak mungkin terlupakan
saat saya harus memutuskan hubungan dengan teman laki-laki saya saat itu, sedih
sih, tapi demi kebaikan bersama
akhirnya tinggallah kesan dan kenangan yang dapat dijadikan pelajaran. Kesan
yang didapat antara lain saya dapat menjadikannya motivasi dalam berbagai hal, semangat
untuk menjadi lebih baik lagi, mengerti akan kasih sayang, mengerti akan
perbedaan dan mampu menyelesaikan masalah. Semua itu adalah pengalaman yang
mungkin patut dijadikan pelajaran untuk selanjutnya. Kemudian, saat kami
dinyatakan alumni juga cukup dikatakan menyedihkan karena harus menyerahkan
kepemimpinan dan segala kegiatan yang sudah kami bina bersama. Hubungan saya
begitu akrab dengan adik saya,Aisyah. Karena ia sudah mulai beranjak dari anak-anak
mendekati remaja sehingga saya juga sering mengajarkan dan berbagi pengalaman
sosial yang saya dapat kepada adik saya tersebut. Agar dia juga bisa
beradaptasi dengan baik dengan orang-orang sehingga dia tergolong orang yang
sosialis. Saya dan teman-teman sekolah saya juga sering mengadakan reuni atau
kegiatan silaturrahmi apabila musim libur tiba, kami sama-sama pulang ke
kampung halaman dan selalu mengagendakan untuk kegiatan bersama-sama, seperti
masak-masak, rujak party, dan sekedar bermain. Saya tergolong orang yang senang
berteman sehingga saya sangat antusias apabila diajak teman-teman reuni baik
itu teman sekolah, teman beda sekolah bahkan teman satu kampus. Rasanya moment
bersama teman itu tak kalah menyenangkan jika dibandingkan moment bersama
keluarga. Jadi sama-sama menyenangkan. Moment bersama teman itu tidak hanya
jalan-jalan, tapi juga sering mengadakan kegiatan belajar, misalnya pas mau
ujian, saya sering les private bersama-sama. Dan pada perguruan tinggi ini
biasanya belajar bersama di kost/rumah salah satu teman saya, bisa juga di
perpustakaan, dan bisa juga di tempat lain. Namun, terkadang belajar kelompok
tidak begitu memuaskan alias banyak main-main, sehingga ada masanya harus
belajar sendiri, biasanya saya sering belajar sampai larut malam bahkan tidak
tidur. Kebiasaaan ini sangat buruk karena bisa mengancam kesehatan. Akan tetapi,
biasanya saya juga menggunakan waktu untuk lebih cepat tidur agar bisa bangun
pada waktu sebelum subuh agar bisa belajar dengan tenang.
Sampai saat ini,hobby
saya bisa berubah-ubah, sebenarnya apapun yang saya lakukan itu tergantung
dengan perasaan saya. Akan tetapi memang ada beberapa kegiatan yang sampai saat
ini masih sangat saya sukai namun jarang ditekuni lagi. Yaitu melukis dengan
cat air, menggambar, menulis, membuat kerajinan tangan, jalan-jalan dan ada
tambahan yaitu memasak. Menyinggung tentang memasak, hobby baru ini saya tekuni
sejak saya selesai di Madrasah Aliyah, dikarenakan harus menjadi anak kost
otomatis harus bisa masak. Seiring dengan alasan tersebut lahirlah keinginan
saya untuk bermain-main dengan sayur-mayur didapur. Akan tetapi tidak hanya
makanan wajib yang saya masak, saya juga sangat suka memasak kue, seperti
membuat blackforest, kue kering dan sebagainya. Salah satu makanan favorite
saya adalah nasi goreng, namun, makanan ini harus saya tinggalkan demi
kesehatan saya semenjak saya menderita penyakit maag. Syukurnya, saya sudah
puas dengan nasi goreng. Yang menjadi favorite saya sekarang adalah kue, baik
itu cake, bolu ataupun cupcakes. Tampilannya yang menurut saya lucu saya pasti
suka, apalagi bernuansa coklat dan strawberry. Setiap saya pulang ke kampung
halaman, saya selalu berkeinginan membuat kue-kue lucu dan unik.
Ngomong-ngomong masalah
cita-cita, tentu tidak hanya saya yang bercita-cita ingin menjadi dokter
sewaktu kecil. Cita-cita menjadi dokter dipandang mudah dan tak ada halang
rintang sewaktu itu. Sangat lucu memang, akan tetapi cita-cita berkecimpung di
kesehatan itu bertahan sampai saya lulus dari Madrasah Aliyah. Bahkan sempat
mendaftarkan diri di akademi keperawatan di daerah saya, dan lulus. Akan tetapi
tekad saya untuk bersekolah di tingkat lanjut itu terserah orang tua saja.
Jadi, saat itu pikiran orang tua saya sempat berubah-ubah sampai akhirnya saya disuruh
untuk memasuki perguruan tinggi yang bergelut di keguruan. Cita-cita saya tidak
terhenti sampai disitu, saya yang sekarang menjadi mahasiswa aktif di IAIN
Antasari mempunyai cita-cita yakni menjadi guru pertama untuk anak-anak saya,
sedikitnya ada niat hati menjadi seorang PNS, disamping itu saya juga ingin
menjadi wirausahawati atau enterpreneur yang memiliki banyak cabang bisnis
lokal. Dalam urusan jodoh, saya lebih sering meminta agar dijodohkan dengan
orang yang baik akhlaknya, tutur katanya lembut dan penyayang. Lebihnya saya
menginginkan seorang lelaki tahfidzul Qur’an yang hafalannya terjaga, meskipun
saya masih dalam tahap jauh untuk menyetarakannya.
Sekian, Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar